Sunday, 4 August 2013

Selamat Datang

Selamat datang di blog yang menyediakan berbagai materi pelajaran SMA.
Silakan pilih materi yang anda inginkan

Agama Islam

Virus Pemakan Bakteri (Bakteriofag)

Bakteriofag atau sering disebut fag ditemukan oleh dua orang ahli mikrobiologi bernama Frederick Twort (1913) dan Felix d'Herelle (1917) sebagai pertikel yang menyebabkan sel bakteri lisis (pecah). Nama virus ini berasal dari kata bacteria (bahasa Inggris) dan kata phagein (bahasa Yunani) yang artinya makan.

Struktur bakteriofag terdiri dari kepala, ekor, dan kaki serabut. kepala terdiri dari asam nukleat yang diselubungi kapsid berbentuk polihedral. Bagian ekor menancap ke kepala. Kaki serabut merupakan perpanjangan ekor yang berfungsi untuk menancapkan diri ke bagian tubuh bakteri.

Para peneliti mengembangkan pengetahuan tentang virus melalui berbagai penelitian terhadap bakteriofag. Hal ini disebabkan karena bakteriofag mudah untuk dikembangbiakkan pada sel bakteri hidup di laboratorium. Fag yang sering diselidiki adalah fag yang bersifat parasit pada bakteri E. coli yang disebut fag T.

Fag T terdiri atas kepala berbentuk heksagonal dengan diameter 50-65 milimikron dan panjang sampai 200 milimikron. Panjang ekornya 100 milimikron. Kepala merupakan bagian utama yang pusatnya terdiri atas DNA yang diselubungi kapsid. ekor berupa tubuh bersumbat dilengkapi serabut.

Ada beberapa fag yang sudah dikenal, yaitu fag T2, T3, T4, T5, T6, dan T7. Secara morfologi, bentuk luar keenam fag tersebut tidak banyak berbeda. Akan tetapi, secara serologi (ilmu yang mempelajari serum) mereka menunjukkan perbedaan yang nyata. Fag T2, T4, dan T6 disebut fag genap, termasuk satu golongan serologi. T3 dan T7 termasuk golongan serologi yang lain, sedangkan T3 dan T5 berlainan satu sama lain dan juga berbeda dengan golongan serologi T yang lain.

Struktur Organisasi Kehidupan

Struktur organisasi kehidupan dalam berbagai tingkat dapat dijelaskan sebagai berikut.

1. Tingkat Molekul
Setiap inti sel makhluk hidup memiliki molekul organik yang berperan mengendalikan struktur dan fungsi setiap sel. Inti sel juga membawa informasi genetik yang diturunkan. Molekul organik tersebut adalah DNA (deoxyribonucleic acid = asam deoksiribonukleat). Selain DNA, dalam inti sel juga terdapat RNA (ribonucleic acid = asam ribonukleat) yang berperan dalam mengatur sintesis protein di dalam sel.

2. Tingkat Sel
Sel merupakan unit kehidupan yang terkecil. Makhluk hidup uniseluler, seperti protozoa, bakteri, dan alga, melangsungkan metabolismenya di dalam sebuah sel. Makhluk hidup multiseluler, seperti tumbuhan dan hewan, disusun oleh bemacam-macam sel yang memiliki bentuk dan fungsi berbeda.

3. Tingkat Jaringan
Jaringan merupakan kumpulan sel yang mempunyai bentuk dan fungsi sama. Tubuh hewan terdiri dari bermacam-macam jaringan, misalnya jaringan otot, darah, atau epidermis. Porifera dan Coelenterata merupakan contoh makhluk hidup tingkat organisasi jaringan yang paling sederhana. Porifera dan Coelenterata memiliki dua lapisan jaringan sel pembentuk tubuh (diploblastik), yaitu lapisan terluar (ektoderm) dan lapisan terdalam (endoderm).

4. Tingkat Organ
Organ merupakan kumpulan jaringan dengan fungsi tertentu. Contoh organ dalam tubuh manusia antara lain jantung, paru-paru, dan lambung.

5. Tingkat Sistem Organ
Sistem organ disusun oleh organ-organ yang saling berinteraksi dalam melaksanakan fungsi di dalam tubuh. Sebagai contoh sistem peredaran darah manusia, yang terdiri dari jantung dan pembuluh darah, berfungsi untuk mengedarkan darah ke seluruh tubuh.

6. Tingkat individu
Di tingkat individu, berlangsung mekanisme kompleks yang terjadi karena koordinasi dan regulasi bermacam-macam sistem tubuh.

7. Tingkat Populasi
Kumpulan individu yang berada pada waktu dan tempat yang sama disebut populasi. Di lingkungan sekitar kita terdapat bermacam-macam populasi, misalnya populasi rumput, populasi pohon kelapa, populasi burung merpati, populasi cacing tanah, dan sebagainya.

8. Tingkat komunitas
Kumpulan populasi yang berada pada waktu dan tempat yang sama disebut komunitas. Misalnya komunitas rumput, yang terdiri dari populasi rumput, populasi belalang, populasi kupu-kupu, populasi cacing tanah, populasi alang-alang, dan sebagainya.

9. Tingkat ekosistem
Ekosistem adalah interaksi antara populasi-populasi penyusun komunitas dengan lingkungan abiotiknya (misalnya sinar matahari, tanah, air, dan udara).

10. Tingkat Bioma
Kumpulan ekosistem yang melingkupi wilayah yang luas akan membentuk bioma. Contoh beberapa bioma besar yang ada di bumi dari khatulistiwa sampai ke kutub adalah sebagai berikut:
a. Bioma Gurun
b. Bioma Padang Rumput
c. Bioma Hutan Gugur
d. Bioma Hutan Hujan Tropis
e. Bioma Taiga
f. Bioma Tundra

Pemberian nama bioma dilihat dari tumbuhan yang dominan. Misalnya bioma padang rumput karena tumbuhan yang dominan adalah rumput. Suatu bioma memiliki iklim tertentu sehingga terdapat tipe tumbuhan dan hewan khas yang mampu beradaptasi di lingkungan tersebut.

Bagan hirarki organisasi kehidupan dapat dilihat pada gambar.




Sejarah Penemuan Virus

Penyelidikan tentang objek-objek berukuran sangat kecil dimulai sejak ditemukan mikroskop oleh seorang berkebangsaan Belanda bernama Antony van Leeuwenhoek (1632-1723). Berkat penemuan mikroskop tersebur, berbagai penelitian tentang objek mikroskopis mulai berkembang. Berbagai penelitian itu kemudian berkembang semakin pesat sejalan dengan perkembangan mikroskop. Mikroskop pertama mampu melihat perbesaran objek hingga 150 x ukuran asli. Dengan teknik dan susunan lensa yang semakin disempurnakan, mikroskop cahaya mampu melihat objek hingga perbesaran 1.000x. Kini, dengan mikroskop elektron yang mempunyai perbesaran yang lebih dari 10.000x, kita dapat melihat objek mikroskopis dengan lebih detail.

Perkembangan mikroskop ini mendorong berbagai penemuan di bidang biologi, seperti penemuan sel, bakteri, virus dan partikel mikroskopis lainnya.

Penemuan virus melalui perjalanan panjang dan melibatkan penelitian dari banyak ilmuwan. Sejarah penemuan virus dimulai pada tahun 1882 dengan adanya penyakit yang menimbulkan bintik kekuningan pada daun tembakau. Seorang ilmuwan Jerman bernana Adolf Mayer mendapatkan bahwa penyakit itu menulari tanaman tembakau lain. Mayer melakukan percobaan dengan menyemprotkan getah tanaman yang sakit pada tanaman sehat, ternyata tanaman sehat menjadi tertular.

Percobaan itu diulang oleh ilmuwan Rusia, Dmitri Ivanovski. Pada saat itu, lembaga Pasteur di Paris telah berhasil menemukan suatu filter (saringan) yang dapat menyaring bakteri. Ivanovski menyaring getah tanaman tembakau yang sakit dengan penyaring bakteri. Hasil penyaringan kemudian dioleskan ke tanaman yang sehat. Tanaman sehat tersebut kemudian tetatp tertular. Ivanovski menyimpulkan bahwa partikel yang menyerang tembakau tersebut adalah bakteri patogen yang berukuran sangat kecil atau zat kimia yang diproduksi oleh bakteri tersebut, yang lolos dari penyaring bakteri.

Pada tahun 1897 , Martinus Beijerinck, ahli mikrobiologi Belanda menemukan fakta bahwa partikel mikroskopis penyerang tembakau dapat bereproduksi pada tanaman tembakau, tetapi tidak dapat dibiakkan pada medium pertumbuhan bakteri. Fakta lainnya menunjukkan bahwa partikel tersebut tidak mati saat dimasukkan dalam alkohol, berbeda dengan bakteri yang mati ketika dimasukkan dalam alkohol. Beijerinck menyimpulkan bahwa partikel yang menyerang tembakau tersebut sangat kecil dan hanya dapat hidup pada makhluk hidup yang diserangnya. Akan tetapi, Beijerinck belum berhasil menemukan struktur dan jenis partikel itu.

Pada tahun 1935 , seorang ilmuwan Amerika, Wendell Stanley, berhasil mengkristalkan partikel yang menyerang tanaman tembakau tersebut. Partikel mikroskopis tersebut kemudian dinamakan TMV (Tobacco Mosaic Virus) atau virus mosaik tembakau. Sejak itu, penelitian tentang virus terus berkembang. Cabang biologi yang mempelajari virus adalah virologi.

Klasifikasi Makhluk Hidup

Sejak dahulu, manusia telah mengklasifikasikan makhluk hidup. Dasar dari klasifikasi makhluk hidup adalah persamaan dan perbedaan ciri-ciri pada berbagai jenis makhluk hidup. Klasifikasi makhluk hidup yang umum digunakan sekarang adalah klasifikasi enam kingdom. Klasifikasi ini pertama kali dipublikasikan oleh Carl Woese pada tahun 1977 . Kingdom-kingdom yang tercakup di dalamnya adalah kingdom Archaebacteria, Eubacteria (bakteri), Protista, Fungi (jamur), Plantae (tumbuhan), dan Animalia (hewan). Ciri-ciri yang memisahkan setiap kingdom tersebut adalah sebagai berikut.

1. Kingdong Archaebacteria (Archae)
Ciri organisme Archaebacteria bersifat prokariotik, yaitu tidak memiliki membran inti sel. Kingdom Archaebacteria memiliki metabolisme yang mirip dengan makhluk eukariotik. Archaebacteria banyak hidup di daerah-daerah eksterm.

2. Kingdom Eubacteria (Bakteri)
Bakteri bersifat prokariotik dan dibedakan dari Archaebacteria dilihat melalui metabolismenya serta dinding selnya. Dulu bakteri digabung dengan Archaebacteria dalam kingdom Monera. Akan tetapi, penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa kedua kelompok makhluk hidup ini berbeda jika dilihat dari komposisi dinding selnya.

3. Kingdom Protista
Pada organisme yang termasuk ke dalam kingdom Protista, telah terlihat batas yang jelas antara inti dan organel sel (eukariotik). Anggota kingdom ini di antaranya protozoa, alga, jamur lendir, dan jamur air.

4. Kingdom Fungi
Organisme kingdom Fungi (jamur) dipisahkan dari kingdom lainnya karena memiliki struktur dinding sel, serta cara memperoleh makanan dan cara reproduksi yang berbeda dengan kingdom lainnya. Kingdom ini terdiri dari jamur uniseluler (seperti ragi) dan jamur multiseluler. Organisme kingdom Fungi memiliki dinding sel seperti tumbuhan, tetapi tidak melakukan fotosintesis. Jamur bersifat saprofit.

5. Kingdom Plantae
Organisme Plantae (tumbuhan) merupakan organisme multiseluler yang eukariotik. Hampir semua tumbuhan bersifat autotrof (dapat membuat makanan sendiri) karena memiliki klorofil. Lumut, tumbuhan paku, dan tumbuhan biji merupakan anggota kingdom ini.

6. Kingdom Animalia
Kingdom Animalia (hewan) merupakan organisme multiseluler eukariotik yang memiliki sistem saraf dan otot. Hewan tidak memiliki dinding sel dan bersifat heterotrof. 

Karakteristik Dasar Makhluk Hidup

Berikut adalah karakteristik dasar makhluk hidup.

1. Makhluk hidup disusun oleh sel
Setiap makhluk hidup terdiri dari sstu sel (uniseluler) atau banyak sel (multiseluler). Setiap sel itu dilindungi oleh membran yang memisahkannya dari lingkungan

2. Makhluk hidup mengalami pertumbuhan dan perkembangan
Makhluk hidup mengalami pertumbuhan, yaitu perubahan ukuran sel menjadi semakin besar ataupun pertambahan jumlah sel. Pertambahan tinggi atau pertambahan berat suatu organisme merupakan tolak ukur pertumbuhan yang teramati oleh kita. Sejalan dengan pertumbuhan itu, sel-sel makhluk hidup akan mengalami perkembangan. Perkembangan itu meliputi perubahan sel menjadi bentuk yang berbeda dan menjalankan suatu fungsi tertentu. Contoh proses perkembangan adalah setiap manusia berasal dari sel telur yang dibuahi, yang kemudian berkembang menjadi berbagai sel yang memiliki bentuk dan fungsi tertentu.

3. Makhluk hidup melakukan proses metabolisme
Di dalam tubuh makhluk hidup terjadi bebagai reaksi penyusunan dan penguraian senyawa-senyawa, yang disebut metabolisme. Metabolisme itu terus-menerus, sehingga tubuh makhluk hidup selalu dalam keadaan homeostatis, yaitu keadaan lingkungan internal yang seimbang dan konstan.

4. Makhluk hidup memberikan respons terhadap rangsang
setiap makhluk hidup sensitif terhadap rangsang, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar tubuh. Contoh rangsang yang diterima oleh makhluk hidup antara lain perubahan warna, arah dan intensitas cahaya, suhu, tekanan, kadar air, dan suara.

5. Makhluk hidup melakukan reproduksi
Makhluk hidup dapat mempertahankan jenisnya karena kemampuannya untuk melakukan reproduksi. Saat reproduksi, materi herediter dari induk diwariskan kepada keturunannya.

6. Makhluk hidup mampu beradaptasi dengan lingkungan
Setiap makhluk hidup mampu beradaptasi sehingga dapat bertahan meskipun keadaan lingkungan senantiasa berubah. 

Ciri-Ciri Virus

Jika dibandingkan dengan makhluk hidup, virus mempunyai ciri-ciri tersendiri. Salah satu ciri virus mirip dengan organisme parasit obligat, yaitu hanya dapat berkembang biak dalam sel hidup. Akan tetapi, berbeda dengan organisme parasit, virus hanya memerlukan asam nukleat untuk bereproduksi dan tidak melakukan aktivitas metabolisme di dalam tubuhnya. Ciri virus lainnya adalah virus tidak bergerak, tidak membelah diri, tidak dapat diendapkan dengan sentrifugasi biasa, dan dapat dikristalkan.

Berikut ini adalah struktur virus secara umum.
1. Virus bersifat aseluler (tidak memiliki sel)
2. Virus berukuran jauh lebih kecil daripada bakteri, yakni berkisar antara 20-300 milimikron (1 mikron = 1.000 milimikron). Untuk mengamatinya diperlukan mikroskop elektron yang pembesarannya dapat mencapai 50.000x.
3. Virus hanya memiliki salah satu macam asam nukleat (RNA atau DNA).
4. Virus umumnya berupa hablur (kristal).
5. Bentuk virus bervariasi. Ada virus berbentuk oval, silinder, polihedaral, dan kompleks. Bentuk virus yang kompleks terdiri dari kepala yang berbentuk polihedral, ekor yang berbentuk silinder, dan serabut ekor. Virus berbentuk kompleks misalnya bakteriofag, yaitu jenis virus yang menginfeksi bakteri.
6. Tubuh virus terutama tersusun atas asam nukleat yang diselubungi oleh protein yang disebut kapsid.

a. Asam nukleat
DNA (asam deoksiribonukleat) dan RNA (asama ribonukleat) dapat ditemukan pada virus. Akan tetapi, satu jenis virus hanya terdiri dari DNA saja atau RNA saja. Sebagai contoh, TMV hanya terdiri dari RNA dan bakteriofag hanya terdiri dari DNA di dalam kapsidnya.
Asam nukleat pada virus diselubungi oleh kapsid, yang disebut nukleokapsid. Ada dua macam nukleokapsid, yaitu sebagai berikut.
- Nukleokapsid yang telanjang, misalnya pada TMV, adenovirus, dan virus kutil (wart virus).
- Nukleokapsid yang diselubungi suatu membran pembungkus, misalnya pada virus influenza dan virus herpes.
b. Kapsid
Kapsid adalah selubung yang berupa protein. Kapsid terduru atas bagian-bagian yang disebut kapsomer. Misalnya, kapsid pada TMV terdiri atas satu rantai polipeptida yang tersusun atas 2.100 kapsomer. Kapsid juga dapat terdiri atas protein-protein monomer identik, yang masing-masing terdiri dari rantai polipeptida.

Virus yang struktur tubuhnya terdiri dari asam nukleat dan selubung protein disebut virion.

Geografi

Pilih materi
Klasifikasi Batuan

Ekonomi

Pilih materi
Pengertian dan Tujuan Konsumsi
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsumsi
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan

Biologi

Pilih materi

Ciri-Ciri Virus

Hewan Porifera
Karakteristik Dasar Makhluk Hidup
Klasifikasi Makhluk Hidup
Para Peneliti Sel
Sejarah Penemuan Virus
Struktur Organisasi Kehidupan
Teori-Teori Sel
Virus Pemakan Bakteri (Bakteriofag)

Agama Islam

Pilih materi
Pengertian Hasud

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan

Dalam faktanya kebutuhan setiap individu atau kelompok masyarakat beragam. Hal ini disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut.
1.         Keadaan Alam atau Lingkungan
             Kebutuhan akan pakaian bagi individu atau masyarakat yang tinggal di daerah kutub tentu berbeda dengan individu yang tinggal di daerah tropis. Begitu juga bagi orang yang tinggal di daerah pegunungan akan berbeda dengan kebutuhan orang yang tinggal di daerah pantai. Fakta inilah yang menunjukkan keadaan alam atau lingkungan berpengaruh terhadap pembentukan kebutuhan orang yang menempatinya.
2.         Pendidikan
             Kebutuhan individu yang menempuh pendidikan di perguruan  tinggi dengan individu yang menempuh pendidikan di jenjang sekolah menengah atas akan berbeda. Oleh karena itu, tingkat pendidikan individu atau masyarakat akan menentukan kebutuhan apa yang dibutuhkan dalam masyarakat tersebut.
3.         Agama
     Kehidupan beragama seseorang atau kelompok masyarakat juga akan dapat menimbulkan kebutuhan yang beragam bergantung pada agama dan penghayatannya terhadap agama yang dianutnya.
4.         Adat Istiadat
            Adat istiadat suatu masyarakat juga berpengaruh terhadap pembentukan kebutuhan masyarakat. Misalnya, tradisi upacara perkawinan dan tradisi mudik lebaran.
5.         Peradaban
             Tingkat peradaban suatu masyarakat juga akan berpengaruh terhadap pembentukan kebutuhan. Semakin tingginya peradaban, semakin tinggi pula kualitas barang yang dibutuhkan. Coba kita amati kebutuhan masyarakat pada zaman primitif. Kemudian, dibandingkan dengan kondisi masyarakat yang sudah mengenal peradaban yang lebih tinggi tentulah kebutuhannya akan sangat berbeda antara satu dan yang lainnya.
     Kebutuhan pada masyarakat primitif jika diamati akan lebih menekankan pada pemenuhan kebutuhan primer dalam pemenuhannya dipenuhi secara sederhana. Untuk kebutuhan makanan misalnya, mereka hanya tinggal mengambil dari hutan atau sekitar tempat tingalnya.
      Seiring dengan adanya kemajuan dan perkembangan peradaban, setiaap daftar kebutuhan akan semakin meningkat. Dahulu sekali belum terpikir radio dan telepon seluler akan menjadi barang kebutuhan yang penting. Namun, sekarang rasanya hidup kita kurang lengkap tanpa keberadaan radio, telepon seluler, buku, film, dan kebutuhan lainnya.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsumsi

Faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi yaitu sebagai berikut.
1.            Tingkat Pendapatan
                Makin tinggi tingkat pendapatan suatu rumah tangga, akan semakin tinggi tingkat konsumsinya. Sebaliknya, jika pendapatannya kecil, konsumsinya pun kecil.
2.            Tingkat Harga
                    Banyak sedikitnya barang yang akan dikonsumsi sangat bergantung pada haga. Dengan kata lain, konsumsi dikurangi pada waktu harga tinggi dan konsumsi dapat ditingkatkan jika harga lebih rendah.
3.            Sikap dan Gaya Hidup
                       Sikap dan gaya hidup seseorang sangat mempengaruhi tingkat konsumsi. Jika sikap dan gaya hidupnya boros, ia cenderung berperilaku konsumtif, yaitu kebiasaan untuk membelanjakan semua uang untuk membeli barang, padahal barang tersebut belum tentu bermanfaat.
4.            Adat Istiadat
                   Adat istiadat juga dapat mempengaruhi konsumsi. Misalnya, untuk upacata tradisional diperlukan barang-barang tertentu.
5.            Model Barang
                   Model barang yang sedang tren dapat mempengaruhi perilaku masyarakat dalam konsumsi.
6.            Kegiatan Berkompetisi dengan Konsumen Lain
              Barang substitusi jika seorang konsumen memiliki hasrat atau keinginan berkompetisi dengan konsumen lainnya, biasanya tingkat konsumsinya besar. Artinya, konsumen yang dilakukan bukan berdasarkan skala prioritas kebutuhan, melainkan menurut konsumen lain.
7.            Selera Konsumen
                         Selera konsumen setiap orang berbeda-beda. Orang Jawa dan orang Sunda memiliki selera yang berbeda dalam hal makanan. Adanya perbedaan selera jelas akan mempengaruhi konsumsi masyarakat terhadap barang dan jasa.

Pengertian dan Tujuan Konsumsi

Pengertian Konsumsi
Konsumsi merupakan salah satu kegiatan dalam perekonomian selain produksi dan distribusi. Kehidupan manusia tidak akan terlepas dari konsumsi. Dalam kehidupan sehari-hari konsumsi sering diartikan sebagai kegiatan memakai, menggunakan, atau memanfaatkan barang atau jasa. Jika kegiatannya dinamakan konsumsi, pelakunya disebut konsumen. Konsumen adalah orang atau lembaga yang melakukan konsumsi, yaitu memakai dan memanfaatkan barang dan jasa untuk memenuhi berbagai kebutuhan. Berdasarkan asal usul kata (etimologis), kata konsumsi berasal dari bahasa Latin, yaitu dari kata consumption, yang berarti menggerogoti atau menghabiskan. Adapun menurut istilah konsumsi diartikan sebagai kegiatan mengurangi atau menghabiskan nilai guna (utility) barang atau jasa. Misalnya, penumpang kereta api, penumpang pesawat terbang, makan kacang, menggunakan sepatu, dan belajar di sekolah.

Tujuan Konsumsi
Tujuan konsumsi pada dasarnya dilakukan dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan. Adapun tujuan kegiatan konsumsi dapat digolongkan menjadi empat, yaitu:
1.            Mengurangi nilai guna barang atau jasa secara bertahap;
2.            Menghabiskan nilai guna barang atau jasa sekaligus;
3.            Memuaskan atau bermanfaat untuk kebutuhan fisik;
4.            Memuaskan atau bermanfaat untuk kebutuhan rohani.

Pengertian Hasud

Dalam bahasa Arab, hasud berarti dengki. Dengki merupakan sifat tercela, yaitu sidat yang mengharapkan agar nikmat orang lain lenyap atau terhapus. Hal ini terjadi akibat rasa iri hati, yakni sifat tidak senang jika melihat orang lain mendapat nikmat Allah atau kebahagiaan. Hasud adalah salah satu sifat iblis karena iblis menolak perintah Allah untuk sujud kepada 
Nabi Adam A. S. yang telah mendapat anugerah Allah SWT menjadi khalifah.

Sifat tercela ini harus dihindari oleh semua orang, khususnya di kalangan generasi muda muslim karena jika sifat hasud ini terus menerus menjadi kebiasaan, tentu akan membawa akibat hancurnya kebaikan dalam diri seseorang akibat bertambahnya sifat rakus, tamak, dendam, serta rasa permusuhan di dalam diri.

Hadis Rasulullah SAW yang artinya: "Dari Zubair Ibn Awwan ra berkata, Rasulullah SAW bersabda: Telah masuk ke dalam tubuhmu penyakit-penyakit umat dahulu (yaitu) dengki dan benci, itulah yang membinasakan agama, bukan dengki mencukur rambut." (HR Ahmad).

Dari hadis tersebut di atas, dapat dipahami bahwa hancurnya atau terpecahnya agama menjadi bercerai-berai saling membenci, bermusuhan, dan saling merusak disebabkan sifat benci dan dengki yang berkepanjangan di antara pemeluknya. Agar kaum muslim kembali mendapat rida Allah SWT, maka kita harus kembali menghayati firman Allah berikut.

3:19
Artinya: "Sesungguhnya agama di sisi Allah ialah Islam. Tidaklah berselisih orang-orang yang telah diberi Kitab, kecuali setelah mereka memperoleh ilmu karena kedengkian di antar mereka. Barangsiapa ingkar terhadap ayat-ayat Allah, maka sungguh, Allah sangat cepat perhitungan-Nya." (QS Ali 'Imran:19)

10:100
Artinya: "Dan tidak seorang pun akan beriman kecuali dengan izin Allah, dan Allah menimpakan azab kepada orang yang tidak mengerti." (QS Yunus: 100)

Intisari ayat tersebut mengandung arti bahwa pemeluk Islam yang diridai Allah ialah sebagai berikut.
1. Pemeluknya senantiasa tidak berselisih terhadap sesama manusia.
2. Pemeluknya senantiasa tidak dengki terhadap sesama manusia.
3. Pemeluknya senantiasa mengimani ayat-ayat Allah (Al Quran) serta melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari.
4. Pemeluknya senantiasa menggunakan akal atau berpikir sebelum bertindak.

Dalam hadis lain Rasulullah SAW bersabda yang artinya:
"Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda: Jauhilah dirimu dari sifat dengki karena sesungguhnya sifat dengki itu memakan kebaikan seperti api memakan kayu bakar." (HR Abu Daud)

Oleh karena itu, sifat dengki tidak bermanfaat bagi orang yang dengki karena dengki merusak amal kebaikan, sama halnya seperti api memakan kayu. Pendengki selalu gelisah dan tidak tenang karena hatinya tidak rela jika melihat orang lain mendapatkan kenikmatan dari Allah SWT. Jika keadaan hati tidak tenang dan selalu gelisah, hal itu akan membahayakan kesehatan rohani maupun jasmani dan mengakibatkan bahaya bagi orang lain karena dapat menimbulkan kebencian dan permusuhan serta kerusakan.

Oleh karena banyaknya akibat buruk yang ditimbulkan oleh sifat ini, maka kita harus berusaha menghindarinya dalam kehidupan sehari-hari baik di sekolah, di keluarga maupun di masyarakat. Sebaliknya, kita hendaknya turut merasa senang jika orang lain mendapat kenikmatan atau kebahagiaan.

Saturday, 3 August 2013

Teori-Teori Sel

         Pada abad ke-19 penelitian terhadap sel semakin berkembang. Para ahli pun banyak bermunculan dan melahirkan beberapa teori sel. Teori sel yang dikemukakan umumnya berkaitan dengan fungsi sel. Teori-teori sel tersebut antara lain.
1.      Sel sebagai kesatuan struktural
         Teori ini dikemukakan oleh Mathias Schleiden dan Theodor Schwann. Keduanya menyatakan bahwa makhluk hidup tersusun dari beberapa organ, setiap organ tersusun atas jaringan, dan setiap jaringan tersusun oleh sel. Jadi, sel merupakan kesatuan struktural yang terkecil. Teori ini merupakan teori yang sangat mendasar dalam pengembangan biologi sel sehingga akhirnya Schwann diakui sebagai bapak sitologi modern.
2.      Sel sebagai kesatuan fungsional
         Teori ini dikemukakan oleh Max Schultze. Ia menyatakan bahwa semua kegiatan hidup seperti metabolisme, ekskresi, dan sintesis terjadi di dalam sel. Jadi, kegiatan sel berperan penting dalam tubuh.
3.      Sel sebagai kesatuan reproduksi
         Teori ini dikembangkan oleh Rudolf Virchow (1858) dengan slogannya Omne cellula e cellula. Artinya, setiap sel berasal dari sel. Sel merupakan hasil reproduksi dari sel. Jadi, satuan terkecil dalam reproduksi adalah sel.
4.      Sel sebagai kesatuan pertumbuhan
         Teori ini dikemukakan oleh Rene Dutrochet. Ia mengatakan bahwa suatu makhluk hidup dikatakan tumbuh apabila terjadi pertambahan volume tubuh. Pertambahan volume tubuh tersebut disebabkan oleh pertambahan volume sel dan pertambahan jumlah sel. Jadi, insividu mengalami pertumbuhan karena selnya bertambah banyak dan bertambah besar.
5.      Sel sebagai kesatuan hereditas
         Teori ini dikemukakan oleh Edmund B. Wilson. Menurutnya, sifat keturunan (hereditas) terdapat pada kromosom dan kromosom itu terdapat pada inti sel. Inti sel terdapat pada sel kelamin, yaitu spermatozoa dan ovum. Jadi, sel berperan dalam penurunan sifat.

Friday, 2 August 2013

Para Peneliti Sel

       Tubuh organisme tersusun oleh sel yang terdiri atas satu sel (uniseluler) atau banyak sel (multiseluler). Sel-sel yang menyusun tubuh organisme sangat bervariasi dalam ukuran, bentuk, struktur, atau fungsinya. Suatu sel kemungkinan mempunyai organisasi internal yang sangat sederhana, sedangkan sel yang lainnya sangat kompleks.
            Sel pertama kali ditemukan oleh Robert Hooke (1665) pada gabus tutup botol. Ia mengenalkan istilah sel dalam bahasa Latin cellula yang berarti ruang-ruang atau kamar-kamar kecil. Selanjutnya, Hooke melihat adanya perbedaan antara sel gabus dan sel yang hidup. Di dalam sel yang hidup terdapat cairan yang kental seperti jus (juice like) yang kemudian dikenal sebagai protoplasma. Istilah protoplasma pertama kali dipakai oleh Johannes Purkinje yang menyatakan bahwa protoplasma dibedakan menjadi sitoplasma dan nukleoplasma. Dengan ditemukannya mikroskop elektron maka secara rinci isi sel yang kompleks dapat dilihat dan dibedakan dengan jelas. Dengan demikian, sel tidak hanya merupakan kamar-kamar kecil saja, tetapi merupakan tempat yang berongga (cytos; bahasa Yunani) atau kantong berisi (cella; bahasa Latin). Penelitian yang sama dilakukan oleh Grew dan Malpighi pada tanaman yang berbeda-beda dan ternyata ditemukan pula ruang-ruang yang dibatasi oleh dinding selulosa yang kemudian dinamakan vesikula atau utrikula.
             Beberapa peneliti yang mempelajari sel setelah Robert Hooke adalah sebagai berikut.
1.      Anthony van Leeuwenhoek (1770) menemukan kloroplas pada daun segar.
2.      Bonaventuri Corti (1772) menemukan aliran plasma pada ganggang Chara sp.
3.      Mirabel (1808) melaporkan bahwa tumbuhan terdiri atas jaringan yang tersusun oleh sel.
4.      R. J. H. Dutrochet (1824) menyatakan bahwa hewan dan tumbuhan terdiri atas sel-sel. Sel-sel      tersebut bersatu dengan kekuatan adhesi.
5.     Jean Baptiste Lamarck (1829) menyatakan bahwa pada organisme hidup, sel mempunyai fungsi  yang sangat penting.
6.     Hertwig (1829) mengajukan suatu teori yang disebut teori protoplasma yang menyatakan bahwa    sel merupakan kumpulan substansi hidup (protoplasma) yang di dalamnya mengandung inti dan di  luarnya dibatasi oleh dinding sel.
7.   Robert Brown (1831) menemukan inti sel dan menyatakan bahwa inti sel merupakan bagian  terpenting dari sel. Di dalam inti sel ini juga dikenal adanya protoplasma sehingga untuk              membedakan protoplasma dalam sel dan protoplasma dalam inti digunakan istilah berbeda, yaitu      sitoplasma untuk protoplasma dalam sel dan karioplasma untuk protoplasma dalam inti.
8.     Hugo von Mohl (1831) menerangkan tentang proses pembelahan sel.
9.   Miescher dan Kossel (1891) berhasil mengisolasi asam nukleat yang diduga memegang peran  penting pada sintesis protein dan dalam metabolisme sel
10. Bensley dan Hoerr (1934) berhasil melakukan isolasi mitokondria dari dalam sel sehingga memungkinkan perkembangan penelitian lebih lanjut.

Hewan Porifera

Porifera berasal dari kata porus yang berarti lubang kecil dan ferre yang berarti membawa atau mengandung. Jadi, Porifera dapat diartikan hewan yang tubuhnya mengandung lubang-lubang kecil atau hewan berpori-pori. Porifera memiliki sistem kanal atau saluran air untuk mensirkulasikan air di dalam tubuhnya.
1.        Ciri-Ciri Porifera
            Porifera mempunyai ciri khusus berupa tubuh yang berpori-pori mikroskopis. Dalam fase hidupnya, Porifera mengalami dua bentuk kehidupan, yaitu hidup berenang bebas dan hidup menetap. Bentuk yang dapat berenang bebas terjadi pada fase larva, sedangkan bentuk sesil terjadi pada fase dewasa. Porifera belum memiliki organ pencernaan, sistem saraf, dan sistem peredaran darah.
a.         Struktur Tubuh
                        Bentuk tubuh hewan ini bermacam-macam; ada yang seperti jambangan, piala, terompet, dan ada yang bercabang-cabang seperti tumbuhan. Tubuhnya melekat pada dasar perairan, ada yang berwarna dan ada yang tidak. Pada bagian tengah tubuhnya terdapat ruangan yang disebut spongosol (paragaster) yang merupakan saluran air. Pada ujung atas ruang tersebut terdapat lubang besar tempat keluarnya air yang disebut oskulum.
                        Lapisan penyusun dinding tubuh porifera dari luar ke dalam sebagai berikut:
1.        Epidermis atau lapisan terluar
                        Lapisan ini tersusun oleh sel-sel epitelium pipih yang disebut pinakosit. Beberapa sel inti membentuk lubang kecil (ostium) tempat masuknya air dan salurannya dilapisi oleh porosit. Porosit berfungsi sebagai pengendali membuka dan menutupnya ostium.
2.         Mesoglea (berupa gelatin)
                        Mesoglea merupakan lapisan pembatas antara lapisan dalam dan luar yang mengandung 2 macam sel, yaitu:
a) Sel-sel amoeboid, berfungsi untuk mengangkut zat-zat makanan dan zat-zat sisa metabolisme dari sel satu ke sel lainnya.
b) sel skleroblas, berfungsi membentuk spikula. Spikula merupakan duri-duri sebagai penguat dinding yang lunak. Spikula mempunyai bermacam-macam bentuk ini tersusun dari zat kapur, zat kersik, dan adapula dari protein yang disebut spongin.
3.         Endodermis atau lapisan dalam
                        Lapisan ini terdiri dari sel-sel leher atau koanosit yang memiliki flagela dan berfungsi untuk mencerna makanan.
                        Sistem pencernaan makanan dan reproduksi porifera dapat dilihat pada tabel berikut.
Sistem Organ
Keterangan
Sistem Pencernaan
Pencernaan makanan berlangsung secara intraseluler. Gerakan flagela pada sel leher menyebabkan aliran air dari ostium masuk ke spongosol lalu ke oskulum. Air yang mengalir ini membawa oksigen dan makanan yang berupa plankton. Makanan ditangkap oleh sel-sel leher, kemudian dicerna di dalam vakuola makanan. Setelah dicerna, sari-sari makanan diangkut oleh sel-sel amebosit untuk diedarkan ke seluruh tubuh. Sisa-sisa makanan yang tidak berguna dikeluarkan oleh sel leher ke dalam air di dalam spongosol dan seterusnya dikeluarkan melalui oskulum bersama aliran air dalam tubuhnya.
Sistem Reproduksi
Reproduksi berlangsung secara aseksual dan seksual, yaitu sebagai berikut:
1. Secara aseksual
a) Pembentukan kuncup. Kuncup dapat dilepaskan atau tetap melekat, hingga menjadi satu kelompok besar.
b) Pembentukan butir benih yang disebut gemula atau kuncup dalam. Gemula dibuat dalam keadaan lingkungan yang tidak menguntungkan, misalnya dingin atau kekeringan. Jika porifera mati dan pecah menjadi beberapa bagian maka gemula ini akan keluar dan tumbuh menjadi porifera yang baru.
2. Secara seksual
Reproduksi seksual terjadi melalui persatuan sperma dan ovum. Porifera bersifat hermafrodit, yaitu ovum dan sperma diproduksi oleh satu induk yang sama. Akan tetapi, sperma tidak membuahi sel telur dari individu yang sama. Pembuahan terjadi antar sperma dan sel telur dari individu yang berlainan.

b.         Sistem Sirkulasi Air
            Sistem kanal atau saluran air dibedakan sebagai berikut.
1)        Ascon
            Sistem ini merupakan tipe saluran air yang lubang-lubang ostiumnya dihubungkan dengan saluran lurus langsung ke spongosol. Contohnya pada Leucosolenia sp.
2)        Sycon/scypa
            Sycon merupakan tipe saluran air yang lubang-lubang ostiumnya dihubungkan dengan saluran yang bercabang-cabang ke rongga-rongga yang berhubungan langsung dengan spongosol. Rongga-rongga inilah yang dilapisi oleh koanosit. Misalnya pada Scypa sp.
3)        Leucon/rhagon
            Sistem ini merupakan tipe saluran yang lubang-lubang ostiumnya dihubungkan dengan saluran yang bercabang-cabang ke rongga yang sudah tidak berhubungan langsung dengan spongosol. Misalnya pada Spongila sp.
2.        Klasifikasi Porifera
            Ada tiga kelas yang tergolong porifera, yaitu Calcarea, Hexactinellida, dan Demospongiae.
a.      Calcarea, golongan ini memiliki spikula dari zat kapur dan hidup di laut yang dangkal. Contoh: Sycon Sp dan Clathrina sp.
b.        Hexactinellida, golongan ini spikulanya tersusun dari zat kersik dan hidup di laut yang dalam. Hewan ini disebut juga spons gelas. Contoh: Pheronema sp dan Euplectella sp.
c.        Demospongiae, golongan ini bertulang lunak karena tidak memilik rangka. Ada beberapa yang memiliki rangka yang tersusun dari serabut-serabut spongin dengan spikula dari zat kersik. Contoh: Euspongia sp, Spongila sp, Callyspongia sp, dan Phyllospongia sp.
            Bagi manusia, spons dapat digunakan sebagai alat penggosok badan dan untuk membersihkan barang-barang. Ada juga porifera yang merugikan karena hidup melekat pada kulit tiram sehingga menurunkan kualitas tiram di peternakan tiram.

Klasifikasi Batuan

A. Batuan Beku
Terjadi dari magma (batuan cair) yang mengalami proses pendinginan, kemudian membeku. Berdasarkan tempat pembekuan batuan beku dapat dibagi menjadi 3 macam, yaitu:
            1. Batuan beku dalam
        Pembekuanya terjadi di dalam, jauh di dalam permukaan bumi. Proses pendinginannya sangat lambat. Hal ini mengakibatkan terbentuknya hablur-hablur mineral besar-besar dan sempurna seta kompak. Struktur mineral seperti itu disebut struktur plutonik atau granites (holokristalin). Batuan beku dalam disebut juga  batuan abisis. Contoh: batuan granit, diorit, sienit, dan gabro.
            2. Batuan beku gang atau korok atau batuan hipoabisis
        Sisa magma yang masih cair itu meresap ke lapisan yang lebih atas dan menyusup ke sela-sela pipa-pipa gunung api, kemudian menjadi dingin dan membeku. Proses pembekuannya relatif lebih cepat, sehingga hablur-hablur (kristal-kristal) yang terjadi tidak sekompak batuan beku dalam. Struktur batuan beku gang ini disebut struktur porfirit. Contoh: porfirit granit, porfirit diorit, porfirit sienit, dan porfirit.
            3. Batuan beku luar atau batuan beku effusive
        Batuan beku macam ini terjadi dari magma yang mencapai permukaan bumi, kemudian membeku. Proses pembekuannya cepat sekali, sehingga dapat terbentuk kristal (hablur). Misalnya pada tekstur porfiritik.
Contoh Batuan Beku
Batuan beku dalam
Batuan beku korok
Batuan beku luar
Granit
Sienit
Diorit
Gabro
Porfirit Granit
Porfirit Sienit
Porfirit Diorit
Porfirit Gabro
Riolit
Trahit
Andesit
Basalt

B. Batuan Sedimen
       Batuan beku yang tersingkap di permukaan bumi akan mengalami penghancuran (pelapukan) oleh pengaruh cuaca, kemudian diangkut oleh tenaga alam seperti air, angin atau gletser dan kemudian diendapkan di tempat lain. Terjadilah batuan endapan (sedimen).
(1) Menurut proses terjadinya, batuan sedimen dibedakan atas:
a.    Batuan sedimen klasik atau mekanik terbentuk dari gumpalan batu besar yang diangkut dari lereng gunung, melalui air hujan lalu diangkut oleh arus sungai dan kemudian diendapkan di daerah hilir dalam bentuk pasir yang susunan kimiawinya masih sama dengan batuan asal ini berarti pengendapan itu tidak mengalami proses reaksi kimia, melainkan hanya proses mekanik.
       Contoh batuan sedimen klasik yaitu:
       1) batu breksi
       2) batu konglomerat
       3) pasir (batu pasir, tanah pasir, dan pasir)
       4) tanah liat
b.    Batuan sedimen kimiawi. Terbentuk melalui proses kimiawi, seperti yang dialami batu kapur di bagian atap gua kapur di resapi air hujan yang mengandung asam arang, maka batu kapur akan larut dalam bentuk larutan air kapur, larutan itu menetes dari atap gua dan jatuh ke dasar gua yang kering. Di tempat tetesan itu lepas dari atap gua dan jatuh di dasar gua, sedangkan sebagian tetesan kapur menempel pada atap gua, maka terbentuklah endapan kapur sebagai sisa penguapan air kapur pada saat larutan itu menetes. Terbentuklah stalaktit dan stalakmit, itulah salah satu proses yang dihasilkan oleh sedimen kimiawi.
       Proses kimiawi yang terjadi adalah:
       CaCO3 + H2O                 CO2 + Ca (HCO3)2
c.    Batuan sedimen organis. Dibentuk oleh binatang karang dari zat kapur, ikan dan plankton yang berangka kapur itu mati di laut sehingga menghasilkan batuan endapan yang proses pengendapannya melalui kegiatan organik. Contoh: batu karang.
(2) Berdasarkan tenaga yang mengangkutnya (medianya), batuan sedimen terbagi atas:
a.    Sedimen akuatis, diendapkan oleh air. Contoh: batu pasir, tanah liat;
b.    Sedimen aeolis (aeris), diendapkan oleh angin (udara). Contoh: tanah loss, tanah pasir;
c.    Sedimen glasial, diendapkan oleh gletser. Contoh: batu-batu morena.
(3) Berdasarkan tempat diendapkannya, batuan sedimen dapat dibedakan menjadi:
a.    Sedimen teritris, diendapkan di darat. Contoh: batu tuf, batu pasir, tanah los;
b.    Sedimen marine, diendapkan di laut. Contoh: batu karang, batu garam;
c.    Sedimen fluvial, diendapkan di sungai. Contoh: pasir, tanah liat;
d.    Sedimen limnis, diendapkan di danau/rawa. Contoh: tanah rawa, tanah gambut;
e.    Sedimen glasial, diendapkan di daerah es. Contoh: batu morena.
C. Batuan Metamorf
       Faktor penyebab perubahan bentuk batuan adalah suhu dan tekanan yang tinggi, dalam jangka waktu yang lama. Dalam proses pembentukannya dimasuki zat lain pada batuan induknya.
Batuan metamorf dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
1)   Batuan metamorf kontak
Batuan metamorf kontak adalah batuan yang terjadi karena persinggungan antara batuan asal dengan magma. Misalnya: batuan kapur yang terjadi karena pengaruh suhu yang tinggi sehingga menjadi cair, kemudian setelah mengalami proses pendinginan berubahlah batuan kapur tadi menjadi batu pualam (marmer).
Contoh: tambang marmer yang terdapat di Cipatat (Bandung) dan Tulungagung.
2)   Batuan metamorf dinamo
Batuan metamorf dinamo adalah batuan yang terjadi akibat adanya tekanan dari lapisan di atasnya dalam waktu yang lama. Batuan metamorf dinamo ini disebut batuan metamorf kinetis. Contoh: batu tulis (sabak), berasal dari tanah liat yang mendapat tekanan dari lapisan di atasnya.
3)   Batuan metamorf kontak pneumotolotik
Proses pembentukannya disusupi unsur-unsur batuan lain (zat lain). Contoh: kuarsa yang dalam proses metamorfnya disusupi unsur borium, akan menghasilkan semacam batu permata yang disebut turmalin, sedangkan jika unsur penambahnya adalah fluorium, akan menghasilkan topas, semacam permata berwarna kuning.